Wahai musafir
Pabila informasi datang dari orang fasik
Periksalah dengan seksama
agar kamu tidak menyesal berkepanjangan
Dengan kelalaianmu
orang lain celaka karenanya
Mereka padamkan cahaya Illahi
Dengan memutar balikkan fakta
Propaganda yang bukan-bukan
Bagaikan meniup mentari, atau
menutup cahayanya
dengan telapak tangan, tapi
Kebenaran akan tetap menyalakan cahaya itu
Walau mereka membencinya
Wahai musafir
Perjalananmu masih panjang
Menelusuri jejak kebenaran
Kebenaran ditangan kanan, kain kafan ditangan kiri
Berjalan diantara dua kutub yang berbeda
Antara idiologi yang kau miliki
Dan realisme yang kau hadapi
Wahai musafir
Tempat tujuanmu masih jauh
Liku-liku jalan yang harus kau lewati
Pangkalan tempat bertolak telah tiada
Tepian belum juga tampak
Semakin jauh kau melangkah
Semakin nyaring pekik derita
Semakin jauh kau melangkah
Semakin terdengar pekik duka
Namun….
Kau tak pernah mengeluh, … menyesal, …. putus asa, …..
Wahai musafir
Disini kau berdiri
Tiada tangis, … senyum, … tawa, ….
Tiada sapa terucap
Darimana kau datang
Kan kemana kau pergi
Bahagialah engkau yang terasing
Melangkah mencari kebenaran
Bahagialah orang yang menyertaimu
Berkelana mencari cahaya langit
Jogja, 31 03 06
hanya kematian yang tak memiliki mimpi,karena berawal dari mimpi ku melangkah tak pernah berakhir untuk belajar,ketika nafas terampas disanalah akhir pembelajaran
Senin, April 06, 2009
MUSAFIR
Label:
Sastra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar